Satu dekade lamanya dulu saya merantau. Baru-baru ini balik lagi jadi warga
Pidie. Alhamdulillah ya KTP elektroniknya sudah jadi, jadi ngga harus kantongin
surat keterangan dari Capil lagi hehe.. Tapi kita di sini tidak akan membahas masalah
pencatatan sipil, kecuali nanti abang itu ngajak berumah tangga biar kami bisa
satu KK :p
Bahasan kali ini adalah bagaimana makanan dari Pidie itu selalu jadi yang saya
rindukan setiap bepergian. Jika ada teman dari daerah lain bertanya tentang
wisata apa yang bisa mereka nikmati di kampung saya, “Kuliner, tentu saja!”
Jawab saya bangga. 10 tahun tidak berdomisili di sini membuat saya memilki
asumsi pribadi jika Pidie adalah surga bagi pencinta jajanan, terutama yang
tradisional. Masih banyak sekali kita temui di pinggir jalan pondok-pondok yang
menjual makanan dan minuman dengan harga yang sangat terjangkau. Dari tempat
lain yang saya singgah dan tinggali di provinsi ini, belum pernah saya
menemukan makanan yang lebih beragam dari Pidie. Kalimat yang sering saya
katakan pada teman adalah, “Kalau di Sigli, kurang dari sepuluh ribu saja kita sudah
kenyang”.
![]() |
Mie Caluek Grong-grong |