Ke Pare, Worth It Kah?
Sudah hampir satu bulan saya di
Pare. Perasaan gamang makin menjadi-jadi. Seperti di postingan sebelumnya,
tujuan saya ke sini itu untuk belajar IELTS dengan target minimal 7,5 dan
Academic Writing. 2 minggu kemarin belum terlalu berasa perasaan ngga enakannya.
Sekarang sudah pindah ke tempat kursus yang mengharuskan kita untuk fokus. Sayanya
langsung masuk ke kelas establish, tingkatan paling tinggi di kursusan ini. Di
awal-awal lumayan kaget karena udah sekian lama ngga nyentuh IELTS dan hal-hal
akademis lainnya. Setiap pagi kelas dimulai dari jam 5.30 sampai malam jam 9.
Hectic sekali, jeda waktunya Cuma 30 menitan.
Tulisan ini hasil dari
termenungnya saya dan 3 teman di depan kelas, abis nge-review soal. Saya sedih
karna Listening banyak benarnya, tapi jadi salah karena typo, kurang titik,
koma atau spasi. Sedih ngga sih? Begitulah IELTS, kita dituntut untuk jawab
dalam waktu yang mepet tapi wajib teliti. Untuk Reading section saya merasa
improved karena akhirnya nemuin metode mana yang paling sesuai untuk nyelesain
passage yang panjangnya luar biasa itu.
Tempat kursus saya sekarang, ngga
ada yang ngga bicarain scholarship atau ngelanjutin pendidikan. I can say,
semua yang daftar ke sini punya tujuan yang sama: ngelanjutin S-2 luar negeri.
Pasti akan terbandingkan diri dengan yang lain. Pasti! Positifnya kita jadi
termotivasi untuk lebih baik. Ini pada ngantongin LoA dari university luar
negeri. Malah ada yang udah punya lebih dari 5. Mana tutor-tutornya punya nilai
TOEFL dan IELTS yang kece badai. Dewa banget kan ya? Dengan lingkungan dan
pengajar yang suhu-suhu, nganterin ke pemikiran, ini aku yang dongdong apa
gimana ya? Ya iya sih, mana mungkin langsung nilai setinggi apa, tapi juga kaya
dikejar-kejar deadline. Kirain cuma ane doang yang kepikiran gitu. Ternyata
teman-teman yang lain pun sama. Wohhohohohoho..
Tadinya kita cuma sharing tentang
keselnya jadi salah gegara spasi doang. Sampailah ke pertanyaan semacam habis
ini mau kemana. 2 dari kami (termasuk saya) adalah orang yang resign dari
pekerjaan, satunya lagi izin dari ngajar di sekolah buat belajar IELTS, satunya
lagi fresh graduate. Kegamangan kami semua sama “Merasa improve ngga sih?”. Dan
dimulailah jujur-jujuranya. Saya pribadi banyak improve di Reading Section,
setelah semingguan scoring terus, kemarin dapet 7 untuk band score nya, hari
ini turun lagi jadi 6,5. Karena ngeliat ngga stabilnya hasil simulasi tes,
niatan mau real test di April bau-baunya bakal diundur. Apakah cukup dengan
kemampuan segini untuk ngikutin tes yang bayarnya hampir 3 juta?
Satu temen tetiba nangis “Aku masih juga pengen lanjut dan lama di sini, karena
targetku belum tercapai. Tapi aku harus pulang dan nyari kerja lagi. Ngga
mungkin minta ke orang tua”. Tambahan lagi, si temen malah udah pernah les
IELTS sebelumnya di kursus ternama di kotanya. Temen yang lagi izin dari
sekolahnya juga ikutan sedih. Pun yang fresh graduate (Padahal dia yang sering
dapat score tertinggi), apalagi saya yang lebay ya? Terbengong-bengong lah kita
berempat. Tapi percayalah, kami ini bukan orang yang kehilangan motivasi atau
minderan. Malah udah punya tujuan yang jelas, dari awal niatannya ngga
main-main. Itulah kenapa kita berkumpul di Kampung Inggris ini. Yang sudah kita
sadari bukanlah tempat ajaib yang tiba-tiba hujanin LoA atau band score IELTS
tinggi. Semua butuh proses kan ya? Terbengong-bengong dan questioning self yang
sedang kami alami ini ya mungkin termasuk ke prosesnya. Well, sukses itu ngga ada shorcut
nya. Ini adalah proses dimana nanti ketika yang saya usahakan tercapai, sayanya bisa buat les IELTS di Aceh (Amiiiieeeeen), I will
read it again and say “Girls! See? We made it”
Akhirnya kita pelukan, yakinin
diri kalau ini udah pilihan terbaik dan InsyaAllah worth it. Toh tutor-tutor
yang kece-kece itu juga pasti udah ngelewatin tahap yang jumpalitan juga.
Temen-temen yang pada dapet LoA itu juga bukan ke sini lucu-lucuan, mereka
semua goal-oriented. Itu yang saya senangin dari tempat ini. Cerita sukses
datang dari mana saja, tapi satu yang menyamakan mereka semua, PERSISTANCE!
Dengan latihan, kerja keras yang berkesinambungan dan fokus, pasti akan sampai
juga. Let’s start by saying Bismillahirrahmanirrahim..
Semangaaaaaaat ^^/
Desa Tulungrejo, Pare, 19 February 2016
Ichem ^^
Comments
Post a comment